Rabu, 03 September 2014

Pancasila: Teks atau Nilai...?

Teks atau Nilai?

- Pancasila itu sudah sesuai dengan Islam, Pancasila itu mengadopsi Syari'at Islam.
- Benar...!, maka tidak berdosa mengamalkan Pancasila. Maka merupakan suatu kebaikan mengamalkan Pancasila, karena berarti kita telah mengamalkan SEBAGIAN Syariat Islam.
- Namun Islam harus dijalankan secara keseluruhan bukan sebagian, diamalkan secara kaaffaah tidak setengah-setengah.
- Maka dengan menerapkan dan mengamalkan syariat Islam, secara otomatis kita sudah menerapkan dan mengamalkan Pancasila. Dan dengan menerapkan serta mengamal Pancasila kitapun sudah menerapkan dan mengamalkan Islam sebagian, namun MENAFIKKAN sebagian yang lain.

Asumsi Islamophobia

ASUMSI: Jika Syari'at Islam diterapkan, maka akan membahayakan muslim di daerah-daerah dimana muslim menjadi minoritas.

FAKTA: Syariat Islam (saat ini) tidak diterapkan dan Umat Islam terdzolimi tidak ada yang membela. Muslimah di Bali, di Papua berhijab dilarang dan di diskriminasi kemudian kita dibungkam atas nama toleransi.

Obat, hanya akan menjadi obat jika dikonsumsi. Ia akan menjadi perantara kesembuhan jika dikonsumsi. Obat yang hanya dipajang di etalase, selamanya tidak pernah menjadi perentara kesembuhan bagi sakit seseorang.

Islam adalah Rahmat bagi Seluruh Alam, dan itu hanya akan terjadi jika diterapkan dan diamalkan.
Islam Rahmatan lil 'Alamin hanya ada dalam khayalan jika hanya dijadikan slogan, hanya kajian tanpa penerapan dan pengamalan.

Minggu, 24 Agustus 2014

Jatuh itu Sakit

Temans, kalian pernah jatuh?
Sakit kan....?
Makanya jangan suka jatuh, ya...!
- Kalau Jatuh Cinta...?
Sama aja, yang namanya jatuh itu sakit.
Gak percaya?
Coba aja kamu jatuh cinta sama orang yang gak pernah dan gak akan pernah mencintaimu, pasti sakit. Kalo gak keliatan sakit juga paling cuma pura-pura tegar, tapi dalemannya mah hancur luluh lantak.

Selasa, 05 Agustus 2014

Pandangaan Terhadap ISIS

Tanpa pemikiran yang cemerlang dan hati yang terbebas dari hasud dan dengki, maka membedakan antara Negara dan Gerakan (Organisasi) adalah sulit apalagi ketika keduanya menggunakan nama yang sama.

Rabu, 16 Juli 2014

Dambaan Lelaki dan Wanita

Setiap lelaki tentu mendamba wanita sholihah yang taat pada Allah.
Setiap wanita tentu menginginkan lelaki Sholih yang mendambakan keridhoan Allah.
Lelaki dan Wanita yang saling mencinta karen Allah, tentulah keridhoan Allah ada pada mereka.
Mencintai karena Allah adalah menempatkan Cinta kepada Allah sebagai yang paling utama sebelum makhluk Nya.
Mencintai karena Allah adalah taat pada semua aturan Allah dalam mencinta
Mencintai karena Allah adalah menuntun dia kepada jalan menuju surga nya Allah
Mencintai karena Allah adalah meninggalkan maksiyat bersamanya karena Allah

Lelaki yang mencintai wanita karena Allah, dia akan menahan diri sampai pernikahan halalkan hubungan mereka
Wanita yang mencintai lelaki karena Allah, dia akan menjaga kehormatannya hanya untuk suaminya.
Lelaki yang mencintai wanita karena Allah, dia akan memantaskan diri untuk menjadi imam agar dapat membimbingnya taat kepada Allah.
Wanita yang mencintai lelaki karena Allah, dia akan menutup dirinya dengan hijab, dia tidak akan mengumbar kecantikannya pada khalayak, karena kecantikannya hanyalah untuk suaminya kelak.

Sabtu, 28 Juni 2014

Harapan

Aku selalu mengharap pertolongan Allah, meski kusadari aku belumlah layak.
Hanya kepada Allah lah menyandarkan semua harapan, agar aku tak jatuh dalam jurang kekecewaan.

Sabtu, 14 Juni 2014

Demokrasi (vs) Pancasila

Aku sungguh merasa aneh kepada orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Pancasilais Sejati, tetapi justru malah menjadi pembela demokrasi.
Kenapa?
Karena DEMOKRASI justru MENGINJAK-INJAK nilai-nilai PANCASILA itu sendiri.
Karena Pancasila memiliki nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa" sedangkan demokrasi Justru menihilkan Peran Tuhan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuhan hanya ditempatkan di tempat-tempat ibadah saja.
Akibatnya, UU yang dihasilkan oleh Demokrasi telah mengizinkan kekayaan alam suatu negeri (baca: Indonesia) untuk di exploitasi oleh asing dan negara hanya menerima sangat sedikit dari itu, dan rakyat sebagai pemilik kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan hanya dijadikan penonton. Apakah yang seperti ini sesuai dengan nilai "Kemanusiaan Yang adil dan Beradab"?
Dengan Demokrasi, atas nama kebebasan, Timor-Timur dapat berlepas diri dari Indonesia. Apakah ini yang disebut dengan "Persatuan Indonesia"?
Teori Demokrasi menyatakan bahwa Kekuasaan di tangan (wakil) Rakyat. Fakta Demokrasi para wakil rakyat bukan bekerja untuk rakyat. Buktinya, terlalu banyak UU yang justru menyengsarakan rakyat, bukannya berpihak kepada rakyat. Sekali lagi, Demokrasi menginjak nilai pancasila.
Lagi-lagi, Demokrasi telah mengkomersialkan kesehatan , pendidikan, dsb. Yang seharusnya itu menjadi tanggung jawab negara untuk mensejahterakan rakyatnya, menjamin pendidikannya. Tapi Demokrasi telah menafikkan itu semua. Hanya orang-orang berduit yang layak menikmati pedidikan yang baik, Orang miskin dilarang sakit. Demokrasi lagi-lagi menginjak nilai "Keadilan sosial".

Jadi buat yang mengaku sebagai Seorang Pancasilais sejati, tapi masih mati-matian jadi pembela Demokrasi, Apa yang sebenarnya kalian harapkan dari Demokrasi?
Sekali lagi, saya sungguh merasa aneh ketika yang di Inginkan adalah kebaikan tetapi yang diamalkan justru sesuatu yang bertentangan dengan yang diharapkan.

#Renungan

Selasa, 03 Juni 2014

Seperti Itulah Dakwah

Memang seperti itu dawah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret... Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari…
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu…
(Written in Page KH. Rahmat Abdullah)

Jumat, 30 Mei 2014

Untukmu yang Jauh Disana

Bersabarlah dalam penantian,
Simpanlah saja rindumu itu, sebagaimana aku pendam dalam-dalam rasa rinduku
Hingga kelak aku qabulkan, ijab yang diakadkan walimu,
Saat itu rindu tak lagi terlarang, pandangan telah dihalalkan
Semuanya 'kan indah dalam keridhoan Allah pencipta Alam.

Kamis, 20 Maret 2014

Interaksi

Interaksi antar pria dan wanita berpotensi menimbulkan hasrat seksual yang dapat menjurus pada hal-hal terlarang. Sementara dalam realitas perlu adanya tolong menolong antara pria dan wanita, demi tercapainya kemaslahatan hidup di masyarakat. Bagaimana mempertemukan kedua hal tersebut?

Rabu, 19 Maret 2014

Cerdas...!

Orang pintar belum tentu benar, Orang benar belum tentu pintar.
Orang Cerdas, memanfaatkan kepintarannya atas dasar Kebenararan.
Jadilah orang Cerdas.

Senin, 10 Maret 2014

Puisi Buya Hamka kepada M. Natsir


meskipun bersilang keris di leher
berkilat pedang di hadapan matamu
namun yang benar kau sebut juga benar

cita Muhammad biarlah lahir
bongkar apinya sampai bertemu
hidangkan di atas persada nusa"
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri
lindungan Ilahi memberimu tenaga
suka dan duka kita hadapi"

suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu
kemana lagi, Natsir kemana kita lagi"

ini berjuta kawan sepaham
hidup dan mati bersama-sama
untuk menuntut Ridha Ilahi

dan aku pun masukkan
dalam daftarmu.....!
puisi HAMKA pada M, Natsir seusai pidatonya pada Sidang Konstituante RI 1957

Selasa, 11 Februari 2014

Menilai Dari Penampilan Diri

Ini berkaitan dengan posting sebelumnya, tentang penampilan bukan tolok ukur penilaian kepribadian manusia, tapi salah satunya.

Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Sedang kepribadian diukur dari pola pikir dan pola sikap nya.

Bagaimana menilai penampilan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang?

Saya ingin katakan, penampilan adalah salah suatu perbuatan hasil dari pemikiran

Ketika buruk penampilan seseorang, maka lihatlah, apakah itu sudah menjadi kebiasaan? lihat pula perbuatan lainnya yang merupakan produk dari pikiran. Jika memang buruk sikapnya, kebiasaan nya tercela, mungkin memang itulah adanya.
Ketika buruk penampilan seseorang, namun sikap nya adalah kebaikan, kebiasaan nya adalah melakukan hal yang manfaat, mungkin saja dia sedang alpha.

Ketika baik penampilan seseorang, maka lihatlah kebiasaan nya, jika sikapnya selaras, menunjang penampilannya, menebar kebaikan kepada sesama, meninggalkan hal yang sia-sia, sungguh dia adalah pribadi yang istimewa.
Ketika baik penampilan seseorang, namun sikapnya bertentangan dengan akhlaq mulia, suka melakukan perbuatan tercela, tidak meninggalkan yang sia-sia. Maka perlu kita do'akan bersama, Semoga penampilannya menjadi awal kebaikannya, semoga sikapnya seindah penampilannya, semoga pikirnya sesuai tuntunan agama, semoga Allah mudahkan hidayah baginya, Aamiin...

Senin, 10 Februari 2014

Guru yang Terbaik

Pengalaman adalah Guru yang terbaik.

Tapi, pengalaman itu apa...? Apakah untuk memahami bahwa mencuri itu tidak baik lantas kita mesti mencuri...? Padahal telah sampai kepada kita pengetahuan, bahwa mencuri itu terlarang.

Sekali-kali tidaklah demikian kawan,

Kita tidak perlu mengalami segala hal untuk menjadi orang yang berpengalaman. Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, kan.

Pengalaman tentang kesalahan orang lain, jadikan pelajaran agar kelak tak pernah kita lakukan.
Pengalaman baik orang lain, jadikan penyemangat agar kita bisa lakukan yang lebih baik lagi.
Pengalaman buruk orang lain, jadikan acuan untuk kita hindarkan yang demikian.

Jika dari pengalaman orang lain saja kita bisa ambil pelajaran. Untuk apa kita lakukan keburukan?
Lakukanlah hanya kebaikan Niscaya kelak pengalaman terbaik kita, 'kan jadi pelajaran.

Minggu, 09 Februari 2014

Masa Depan Milik Kita

Sangat picik menilai seseorang hanya dari penampilan, sekalipun penampilan bisa dijadikan indikator penilaian.

Kualitas seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia bersikap dan bertindak, Bisa juga dilihat dari apa yang ia katakan ataupun tuliskan.

Sikap dan tindakan, serta Perkataan dan tulisan adalah buah dari pemikiran.

Orang baik hanya akan mengatakan yang baik-baik, hanya akan menuliskan yang baik-baik.

Untuk menjadi baik, perlu berkumpul dengan orang-orang baik, hanya mendengar dan membaca yang baik-baik.

Dengan siapa kita bergaul menentukan siapa kita, bergaul dengan orang baik maka kita dipaksa untuk menjadi baik, bergaul dengan orang tercela cepat atau lambat membuat kita hina.

Tidak mungkin sebuah teko akan mengalirkan susu jika ia diisi dengan kopi.
Begitupun pikiran manusia, tak mungkin menghasilkan kebaikan jika diisi dengan kemungkaran. Tak akan memberi manfaat manakala di isi dengan yang sia-sia.

Jangan terkesima melihat orang yang mulia, tapi pelajarilah apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.

Jangan heran jika ada orang yang hina, coba tengoklah bagaimana masalalunya.

Jika sekarang kita bukan siapa-siapa, mungkin sebelumnya kita tidak melakukan apa-apa.

Tapi tenanglah, masa depan masih ada. Jika kau inginkan kebaikan padanya, mulailah sekarang dan jangan menunda. Penuhi pikiran hanya dengan kebaikan, bergaullah hanya dengan orang-orang baik, bicarakan hanya yang baik-baik, dengarkan hanya yang baik-baik, bacalah hanya yang baik-baik.

Simple kan.

Rabu, 05 Februari 2014

Kepribadian Islam

Orang yang berkepribadian Islam itu yang bagaimana sih...?
Apakah yang pake sarung, pake koko, pake sorban?
Bagi yang cewek, dia pakai kerudung, pake busana muslim?
Sebatas itukah?

Oh,,,,, no,,no,,no,,no,,, Tentu tidak, penampilan seperti itu tidah bisa dijadikan ukuran kalau seseorang itu sudah berkepribadian Islam.

Tapi orang dengan penampilan demikian dapat disebut secara mutlak berpenampilan Islami. Siapapun bisa menampakkan Penampilan Islami, karena itu memang hanya sebatas penampakkan lahiriah, penampilan fisik semata.

Saya tidak mengatakan bahwa penampilan semacam itu tidak baik, tapi yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa penampilan semacam itu jangan dijadikan tolok ukur apakah seseorang itu berkepribadian Islam atau tidak.

Lalu apa Tolok Ukurnya?

Pembentuk kepribadian itu ada 2 (dua) yaitu Pola Pikir dan Pola Sikap.
Jadi Orang dikatakan berkepribadian Islam apabila Pola Pikir dan Pola Sikapnya sudah sesuai dengan Islam.

Kalo penampilannya seperti yang disebutkan diatas?

Itu sebagian kecil dari tindakan, bukan merupakan keseluruhan dari pola sikap. Tapi berpenampilan Islami itu sudah benar, tinggal diintegrasikan dengan perbuatan-perbuatan yang lain agar terbentuk Pola Sikap Yang Islami, yakni yang sesuai dengan tuntunan Islam. Semua perbuatannya terikat dengan Syari'at Islam, Halal dan Haram menjadi standarnya bersikap terhadap suatu benda.

Bagaimana dengan Pola Pikirnya?

Pola pikirnya juga harus Islam, selain Pola Sikap yang Islam untuk dapat disebut ber-kepribadian Islam. Karena Pola Pikir merupakan faktor pembentuk kepribadian seseorang.

Islam harus menjadi Landasan berpikirnya, memandang apapun permasalahan dari sisi Syariat islam. Islam dijadikan satu-satunya kepemimpinan dalam berpikir. Bukan yang lain. Kalaupun ada pemikiran lain yang diadopsi, adalah untuk membandingkan dan membuktikan bahwa hanyalah Islam yang benar dan yang Haq.

Wallahu a'lam.
sebuah #Renungan bagi diri sendiri, dan kalian yang membutuhkan.
Silahkan dibagikan. :-)

Sumber gambar: agussiswoyo.net

Selasa, 04 Februari 2014

"Mungkin waktu yang akan menjawab"

"Mungkin waktu yang akan menjawab"
Menjawab apa? apa yang bisa kau perbuat dengan waktu? waktu terus berjalan, sementara kita terkadang terhenti.
Kita tidak bisa mengaturnya, tapi kita bisa menyesuaikan diri dengannya.
Jangan pernah berharap waktu akan kembali, tapi lakukanlah lebih banyak agar yang terlewat tak kita sesali.
Jangan pernah bermimpi bahwa waktu akan terhenti, tapi jangan pernah lewatkan dengan hal tak berarti.
Hidup ini sangat singkat teman, waktu itu terus berjalan, lalu bagaimana kita memanfaatkan?

#Renungan untuk diri sendiri, dan kalian yang merasa membutuhkan.

Senin, 20 Januari 2014

Bicara Kebenaran

Berbicara kebenaran itu mudah, karna hanya diperlukan pengetahuan
Tapi merealisasikannya dalam sikap dan tindakan, tak semudah membalikkan telapak tangan

Perkataan adalah buah dari pemikiran
Menyelaraskan perbuatan dengan perkataan adalah tantangan, dan itu wajib ditaklukkan

Jangan pernah takut membicarakan kebenaran, agar kita tergerak untuk mengamalkannya dalam perbuatan

Berbicara kebenaran itu bukanlah suatu kesombongan, melainkan pembelajaran kepada diri sendiri, kawan
Berbicara kebenaran itu bukan merasa diri paling benar, tapi agar larangan tidak kita langgar

Kesombongan itu adalah ketika kita tidak mau menerima kebenaran, bahkan hanya untuk mendengarkan nya pun kita enggan.

Minggu, 19 Januari 2014

Realita Maulid yang Memilukan

Ketika maulid hanya dijadikan perayaan bukan sarana untuk memberi peringatan
Hanya memenuhi jalanan tanpa menyeru pada kebaikan
Maulid di rayakan tapi ajaran Nabi tak tampak dalam keseharian
Maulid di rayakan tapi Sunnah nya di campakkan
Ma'afkan kami yaa Rasul,,,
Yang mengaku cinta padamu namun hanya mengambil sebagian dari ajaranmu
Ma'afkan kami yaa Rasul,,,
Yang melakukan sesuatu tidak dengan caramu
Engkau syukuri kelahiran mu dengan berpuasa, sementara kami merayakannya dengan menghambur harta
Ma'afkan kami yaa Rasul,,,
Akui kami sebagai ummat mu
Kami memohon kepada Alloh atas hak syafa'at mu,
Agar kami ummat mu dimudahkan untuk mengamalkan ajaranmu secara sempurna
Menjadikan engkau teladan satu satunya
Yaa Nabi Salam 'alayka,,,,
Yaa Rasul Salam 'alayka,,,
Yaa Habib Salam 'alayka,,,
SholawatuLLOH 'alayka,,,
********************
Sebuah bahan #Renungan untuk diri sendiri, dan seluruh ummat yang cinta pada nabinya.
********************

Ada kelompok-kelompok tertentu yang mengatakan bahwa maulid adalah bid'ah entah atas dasar apa mereka berkata demikian. Ada yang mengatakan Sholawat itu bid'ah, entah apa pula Hujjah nya. Apakah bermaksud menentang ayat berikut?
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Q.S Al-Ahzab:56)

Dalam pandangan saya perayaan maulid ini adalah suatu sarana yang mubah. Kenapa mubah? Karena memang tidak ada dalil yang melarangnya, dan perayaan semacam ini juga bukan termasuk dalam hal ibadah, makanya aneh banget ketika ada yang mengatakan memperingati maulid adalah bid'ah.

Lho, bukannya Nabi itu bersyukur atas hari kelahirannya? berarti maulid sunah dong?. Iya, nabi mensyukurinya dengan Berpuasa (Pada hari senin), maka yang menjadi sunah adalah puasa pada hari senin (Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW). Sedangkan merayakannya dengan cara yang lain adalah mubah (karena memang tidak ada dalil yang melarangnya, tidak pula nabi mencontohkannya. Yang beliau contohkan adalah berpuasa pada hari senin sebagai rasa syukur atas kelahirannya)

Jadi peringatan maulid nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang mubah. Kemudian, apa yang ada di dalam peringatan maulid itulah yang kemudian dapat bernilai ibadah atau bid'ah.

Bernilai ibadah ketika diniatkan untuk itu, dijadikan sarana untuk berdakwah, menyeru kepada kebaikan, dan utamanya melalui peringatan maulid ini, membuat kita menjadikan Rasulullah (yang kelahirannya kita rayakan) sebagai teladan satu-satunya dengan mengamalkan seluruh ajarannya.
 

Dan menjadi bid'ah (amalan dalam perayaan maulid) manakala ada samalah-amalan yang Rasulullah sendiri tidak suka atau bahkan bertentangan dengan syari'at islam. Misalnya adanya Ikhtilath, merayakannya dengan berlebihan, dengan membakar petasan dalam perayaan itu, ritual-ritual tradisional yang tidak sesuai dengan syari'at, apalagi perayaan maulid ini tidak dijadikan sarana dakwah menyeru kepada kebaikan yang dibawa Rasulullah SAW, yakni Islam.

Wallahua'lam.

Lelaki dan Wanita Pada Titik Lemahnya

Lemahnya wanita adalah aurat, lemahnya lelaki adalah sahwat
Aurat wanita yang terlihat membuat lelaki berhasrat
Jangan kau persalahkan, ini adalah kodrat

Aurat yang tampak, tak kan memuliakan wanita yang mempunya
Sahwat lelaki yang teramat hebat bahkan dapat menghinakan pemiliknya

Wanita hebat adalah yang mampu menjaga kehormatannya
Lelaki hebat adalah yang mampu mengekang sahwatnya

Wanita terhormat adalah yang menutup aurat dengan sempurna
Lelaki terhormat adalah yang mampu menjaga(menundukkan) pandangannya

Jumat, 10 Januari 2014

Untukmu, Para Pencari Tuhan


Yang perlu untuk kita sepakati setelah membaca judul tulisan saya adalah bahwa Tuhan itu Ada. Bagi anda yang masih ragu-ragu tentang adanya Tuhan, atau percaya tapi tidak (belum) tahu bagaimana memahami hakikat Tuhan, saya berharap tulisan ini bisa menjadi bahan pemikiran. Dan bagi Yang tidak percaya dengan adanya Tuhan, anda-pun tetap diperkenankan membaca tulisan ini.  

Dalam kehidupan, kita tentunya sering dihadapkan pada fakta tentang kehidupan itu sendiri yakni kelahiran yang merupakan titik awal kehidupan (manusia) di dunia dan kematian yang mengakhirinya. Artinya bahwa kehidupan (manusia) itu sangat terbatas. Keterbatasan ini menjadi bukti bahwa kita adalah makhluk (ciptaan). Dan setiap ciptaan pastilah ada yang menciptakan, itulahTuhan.


Sedangkan media dimana kita hidup. Yakni Alam, pun terkait erat dengan kehidupan. Artinya semua saling memiliki keterkaitan terhadap Penciptaan dan Penciptanya, baik itu manusia, alam termasuk binatang dan tumbuhan, maupun kehidupan.

Untuk menyakini atau membuktikan bahwa Tuhan itu ada maka dibutuhkan peran akal. Mustahil kita dapat memahami sesuatu tanpa memikirkannya. Dan mengapa harus dengan akal...? Karena akal yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Manusia selalu menggunakan akal dalam setiap tindakannya, sedangkan makhluk lain seperti halnya binatang hanya menggunakan nalurinya. Makanya pada paragraph sebelum ini saya tuliskan “manusia, alam termasuk binatang dan tumbuhan, maupun kehidupan.”. Karena manusia itu, istimewa.

Sebagai contoh perhatikan gambar berikut ini.



Anda tentu paham kan jika itu adalah Menara Eifel salah satu landmark dunia yang sangat terkenal itu yang adanya di Paris, bagian kecil dari Bumi.

Menara Eifel  terbentuk secara alami dari bijih besi dari dalam perut bumi yang muncul ke permukaan akibat gempa yang sangat dahsyat yang membentuk sungai Seine pada awal tahun 1800-an. Kemudian bijih besi itu terkumpul secara alami bersama pergerakan air dari daratan yang menuju sungai Seine selama bertahun-tahun. Akibat pengaruh perubahan cuaca disekitarnya, tumpukan bijih besi tersebut kemudian ber-Evolusi menjadi kerangka-kerangka besi dan tersusun secara alami hingga terjadilah bentuk yang sedemikian rupa dan lama kelamaan menjadi Menara Eifel seperti yang sekarang ini terlihat.


Pertanyaannya.

Apa yang terlintas dalam benak anda ketika membaca apa yang saya tuliskan tentang menara eifel tersebut...?

Pasti anda mengatakan tidak mungkin, dan mencari kebenaran tentang apa dan bagaimana Menara Eifel. Dengan memanfaatkan teknologi, dalam sekejap kita bisa dapati fakta bahwa ternyata Menara Eifel dirancang oleh Alexander Gustave Eiffel. Menara ini dibangun antara 1887 dan 1889.

Faktanya Menara Eifel dirancang dan dibangun, bukan terjadi dengan sendirinya secara kebetulan. Manusia dengan kekuatan akalnya mampu menciptakan mahakarya yang luar biasa.

Maka apakah mungkin Manusia dengan akalnya yang luar biasa itu terjadi secara kebetulan tanpa ada yang menciptakan..?. Benar adanya jika proses terjadinya manusia itu adalah secara biologis. Namun jika dicermati, ada hal-hal yang mesti dipikirkan dalam proses penciptaan manusia secara biologis. Apakah semuanya itu terjadi secara kebetulan tanpa ada yang mengatur...?

Contoh Lainnya.


Sistem tatasurya yang sangat mengagumkan itu, Bagaimana terjadinya...?, Apakah terjadi dengan sendirinya ataukah ada yang menciptakan...?.

Setiap planet berjalan pada lintasan nya bergerak mengelilingi matahari bersama satelit yang juga mengitari nya. Bagaimana bisa planet-planet itu tidak bertabrakan...? Apakah ini sebuah kebetulan...? Apakah ini tidak ada yang menciptakan dan mengaturnya...?

Sebagai asumsi, lalu-lintas saja dengan bermacam kendaraan di jalanan pasti akan kacau jika di setiap persimpangan tidak ada yang mengaturnya, baik itu polisi lalu lintas, juru parkir, maupun lampu isyarat lalulintas. Padahal kendaraan-kendaraan itu semuanya di kemudikan oleh manusia, yang semuanya berakal. Coba pikirkan.
 
...Bersambung...


sumber gambar: puncakbukit.blogspot.com, softilmu.blogspot.com