Minggu, 29 April 2012

Buanglah Sampah Pada Kemana?

Enggak, saya enggak salah ketik judul, dan andapun tidak salah Baca "Buanglah Sampah Pada Kemana?". memang sih Text yang lazim adalah "Buanglah Sampah Pada Tempatnya", Terus kalau tempat sampahnya tidak ada mau buang kemana?. Seperti yang ada di gambar dibawah ini? Jangan deh, jangan ditiru yah.

[caption id="attachment_362" align="aligncenter" width="600" caption="Jangan Ditiru...!"][/caption]

Jadi begini lho, ceritanya (boleh kan saya cerita :-) ). Sabtu malam kemarin (28/04) saya terdampar di alun-alun serang, setelam parkir, kemudian keliling-keliling berjalan kaki. Singkat cerita Saya dan teman nongkrong di tengah alun-alun sambil ngobrol santai dan ngemil.
Kegiatan ngemil pasti menghasilkan sesuatu yang disebut sampah. Kita tau kan masalah sampah, tentu tidak enak dipandang jika berserakan, apalagi sampah basah yang sudah mulai membusuk,,,, hmmmm,,,,, selain tak sedap dipandang, pasti akan menghasilkan aroma yang tak sedap pula buat indera penciuman kita. Nah, maka dari itu kita mesti buang sampah pada tempatnya agar tidak menggangu, (Kita...? elo aja kali, gue enggak *ala Ruben) *) KITA, bicara tentang kita memang ligkupnya terlalu luas. Jadi sebelum bicara tentang kita haruslah memulai dari diri sendiri.
Baiklah saudara-saudara, kita kembali ke pembahasan mengenai sampah yang saya hasilkan dari ngemil. Mungkin saya belum bisa bicara kita, maka saya memulainya dari diri sendiri. Sampah-sampah yang saya hasilkan saya kunpulkan di satu tempat sehingga tidak berserakan dan mengganggu pemandangan. Ketika akan pulang, saya bawa sampahnya untuk dibuang di tempat sampah yang ada disekitar alun-alun. Namun apa mau dikata? Saya tidak menemui satu tempat sampah yang memang disediakan disekitar alaun-alun. Jadi mesti Buang Sampah pada Kemana Nih kalau begini? "Ibu Ratu" Ayo dong, disiapin tempat sampah atuh di pusat kota,,,, kan malu-maluin udah nenteng-nenteng sampah, eh gak nemu tempat sampah. :-)

Perhatian…!
Postingan ini telah terkontaminasi dengan Curhatan, bila mengakibatkan tawa jangan salahkan siapa-siapa.
sumber gamnbar: romantix.wordpress.com

Kamis, 19 April 2012

Air Terjun Pengantin



Bagi anda penggemar film, mungkin sudah tidak asing lagi dengan film fenomenal Air Terjun Pengantin yang dibintangi artis cantik Tamara Blezynsky. Mungkin sang sutradara terinspirasi dari Air Terjun yang ada di Desa Bucu Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Untuk sampai disana kita harus melalui jalanan diatas tebing yang berkelok. Di satu sisi kita hanya melihat "pagar" batu walau tidak di sepanjang jalan. Namun di sisi lain kita juga tetap bisa menikmati pemandangan alam hijau nan elok, penyusuran kami di sebuah tanah lapang dengan luas sekitar 400 meter persegi, disana kami memarkirkan kendaraan. Disana terdapat pemandangan berupa Air Terjun yang melukiskan garis tegak yang menempel pada dinding bukit. Air Terjun ini dikenal sebagai Air Terjun Jurang Nganten.

Ketika kami sampai disana suasananya sepi pengunjung hanya ada beberapa warga setempat yang beraktifitas di sekitar lokasi wisata ini. Tempatnya lumayan tenang, airnya jernih dan terasa dingin, saya langsung membasuh muka dengan air yang sangat sejuk itu guna merelaksasi otot-otot wajah yang tegang.

Suasananya yang tenang dan adem sangat cocok untuk menenangkan diri yang lelah, melepas penat di akhir pekan dan mencari inspirasi untuk dibawa pada senin pagi. Di sekitar air terjun ini banyak terdapat batu-batu besar yang dapat dimanfaatkan untuk sekedar duduk-duduk santai mendekatkan diri dengan alam sembil menikmati suara gemericik air dan ditemani dengan cemilan kecil, ahhhhh rasanya seperti di surga saja.

Saat kami mendaki bukit di sekitar air terjun ini, kami bertemu dengan sosok seorang lekaki paruh baya, dan kami menyempatkan diri untuk ngobrol sejenak perihal Air Terjun ini. Beliau menuturkan, dahulu pada zaman wali ada sepasang pengantin yang tidak direstui oleh orang tua mempelai wanita. Namun mereka tetap melangsungkan pernikahan, kemudian sepasang pengantin baru ini pergi mengendarai kereta, tapi kereta ini tidak ditarik oleh kuda melainkan oleh kerbau.

Mereka pergi menyusuri sungai hingga pada akhirnya mereka terjerumus ke jurang. Jurang tersebut adalah Air Terjun yang kami kunjungi ini. “bekas rodanya itu masih ada di atas sana” Ujar Pak Majuan meyakinkan seraya menunjuk kea rah puncak Air Terjun ini. Itulah asal muasal kenapa air terjun ini disebut dengan Air Terjun Jurang Nganten. Jurang artinya tebing yang terjal dan Nganten adalah Pengantin. Jurang Nganten maksudnya adalah Jurang tempat dimana Pengantin terjerumus.

Terlepas dari asal muasal penamaan air terjun ini. Yang pasti tempat ini sangatlah indah dan sangat saying dilewatkan untuk dikunjungi ketika anda kebetulan lewat atau berwisata ke Jawa Tengah, tepatnya di Desa Bucu Kecamatan Kembang Kabupataten Jepara, Jawa Tengah.

 

===
Foto Oleh: Muh Heri Suryono (Diambil dlam Perjalanan, Program Aku cinta Indonesia detik.com)

Minggu, 15 April 2012

Teknologi Sedang Tak Bersahabat

Sang surya sudah mulai tenggelam dan pulang ke ufuk barat, sementara senja mulai memudar. Di ujung sana, gelap sudah mengintai untuk menggantikan peran siang. Detik jarum jam terus berputar, gelap mulai mengambil posisi sebagai dominasi di permukaan bumi. Mega merah yang menggores langit perlahan mulai pudar, tanda berakhirnya waktu maghrib.
Beberapa kebutuhan yang sudah mulai habis memaksaku untuk bergegas menuju minimarket, aku tidak memperhatiakan berapa rupiah uang yang ada disaku celanaku. Dengan cepat aku langsung saja berbelanja apa-apa yang menjadi kebutuhanku.
"Mau bayar Cash atau pakai Debit Mas?" Sambil menghitung belanjaanku, mbak kasir bertanya.
"Cash aja deh, mbak" Jawabku mantap.
Wah, mbak kasir emang sigap deh, dalam sekejap saja sudah selesai menghitung semua belanjaanku. Sementara aku sudah menyiapkan semua uang yang aku keluarkan dari saku celanaku. Dan ternyata nominal yang disebutkan mbak kasir lebih besar daripada uang yang ada ditanganku, singkatnya uangku kurang.
"Mbak, pake debit aja deh" aku mencari alternatif lain, seraya menyodorkan kartu.
Kartu diterima dengan baik oleh mbak kasir, "Ma'af mas, Kartu Debit "A" sedang ada masalah dengan jaringan", Dikurangi aja mas belanjaannya"
"Waduh mbak, saya butuh semua nih belanjaannya, Pake Debit "B" deh mbak" Aku menyodorkan kartu yang lain.
"Waduh mas,sama aja lagi ada masalah sama jaringan mas"
"Ke ATM aja dulu mas" saran seorang mas-mas yang membayar dikasir sebelah. Hmmm,,, saran yang bagus sih, tapi tidak tepat situasi dan kondisinya, ATM nya Jauh,,,,
Ya sudahlah Akhirnya saya harus mengikuti saran mbak kasir untuk mengurangi belanjaan saya. Tampaknya teknologi memang tengah tidak bersahabat.
Jadi temans,,, harusnya kita ambil pelajaran dari curhata ini ya :-D hehehe... Kalau mau belanja siapkan uang deh, pastiin uang kamu cukup untuk bayar belanjaan yah. Cukup saya aja deh yang ngalamin kejadian memalukan ini, :-D.
Jadi meski ada bermacam cara yang modern, namun ternyata cara tradisional pun tak melulu lebih buruk daripada cara modern, begitu pula sebaliknya, yang modern ternyata tak selalu lebih baik dari hal-hal yang tradisional.
Yang bijak mah, kita harus menyikapi segala sesuatu, dalam segala hal, disetiap waktu dengan pemikiran yang positif dan seimbang. Karena memang segala sesuatu itu selau memiliki dua sisi. Jadi kita mesti bisa untuk memilah-milah mana yang terbaik (*eh kok malah jadi ngelantur kemana-mana inih?)
Udah deh segitu aja dulu ya, ada tambahan dikit noh,, dibawah.

Perhatian...!
Postingan ini telah terkontaminasi dengan Curhatan, bila mengakibatkan tawa jangan salahkan siapa-siapa.