Sabtu, 27 Februari 2010

Kita dan Lingkungan

Gotong Royong Diambang 'kepunahan' ?
Selama ini yang aku denger, katanya masyarakat tuh susah kalo di ajak gotong royong. Jika diambil satu orang per kepala keluarga saja, mungkin tingkat partisipasi masyarakat hanya sekitar empat puluh atau limapuluh persen. Di era dewasa ini mungkin bukanlah sebuah keanehan, ketika masyarakat perlahan meninggalkan 'budaya' gotong royong. Gak hanya gotong royong, yang kini mulai ditinggalkan, bahkan kekayaan keragaman budaya Indonesia yang lainpun mulai berada di ambang kepunahan. Makanya kita baru 'terbangun' ketika budaya kita yang menjadi penghias nusantara dengan keanekaragamannya tiba-tiba di klaim oleh bangsa lain sebagai budaya asli milik mereka.
Kembali pada gotong royong yang saat ini 'sudah tidak menarik' lagi. Sebenarnya 'reputasi' gotong royong masih bisa kita selamatkan. Tentunya kita sama-sama tahu manfaat gotong royong, selain membuat lingkungan kita jadi bersih juga dapat meningkatkan kepekaan jiwa sosial kita melalului kebersamaan dan saling menghargai ketika kita bekerja bersama-sama (baca:gotong royong). Jika kita membiasakan diri bergotong royong, maka secara otomatis kita akan peka terhadap sesama, dan peduli akan lingkungan kita.

Butuh 2+1M untuk membudayakan kembali gotong royong?
Kalau mau jujur, gotong royong adalah satu kegiatan yang mengasyikkan, gimana enggak? Kerjaan yan gak sulit-sulit amat itu di kerjakan secara beramai ramai. Kalo lagi stress trus berangkat 'jumat bersih' dijamin pasti terhibur. Tapi kenapa kok susah gotong royog yah? Sebenarnya gak sulit kok, ini cuma tentang kebiasaan aja. Kalo gotong royong udah jadi kebiasaan, rasanya gak akan sulit kok untuk melangkahkan kaki kita, gak perlu disuruh-suruh ataupun dikomando lagi. Nah mulai saat ini juga kita harus menjadikan gotong royong sebagai kebiasaan kita dan masyarakat kita. Kalo buat ngajak-ngajak rasanya masih berat maka, mulailah dari diri sendiri, saat ini juga. Hanya butuh M, M dan M untuk menjadikan gotong royong menjadi kebiasaan kita dan masyarakat kita.

MAU, sudah menjadi sifat dasar manusia, memiliki kemauan dan keinginan. Mau ini dan Mau itu. Manusia adalah makhluk sosial, secara otomatis manusia selalu butuh untuk bersosial, bergaul, dan beradaptasi dengan manusia lain serta terhadap lingkungannya. Ini bisa menjadi dasar umtuk menjadikan gotong royong menjadi kebiasaan kita.

MALU, Rasa ini juga tidak dimiliki makhluk lain yang hidup berdampingan dengan manusia. Ya, hanya manusia yang punya rasa malu, namun kapasitasnya yang berbeda-beda. Gotong royong(baca:kegiatan sosial) adalah merupakan satu wadah untuk bersosial dan beradaptasi dengan manusia dan lingkungan, kaitannya dengan ini, seharusnya manusia merasa malu kalo sampe gak gotong royong, karena dia sudah melewatkan satu momen yang bagus banget, yaitu beradaptasi dengan manusia dan lingkungan secara bersamaan.

MULAI, dua dari banyak sifat-sifat baik manusia yang tersebut diatas rasanya sudah cukup sebagai dasar kita untuk memulai berpartisipasg dalam kegiatan gotong royong dan menjadikannya kebiasaan kita.
Jangan menunda untuk memulai, mulai saat ini juga. Bagaimana dengan yang lain? Kok gak mulai jua? Jangan dipikirkan mulailah dari diri sendiri, jadikan diri anda sebagai contoh mungkin mereka 'malu dalam persepsi yang salah' sehingga mereka 'malu untuk memulai', sehingga mereka butuh contoh, dengan adanya 'contoh' maka ini akan membuat mereka menempatkan rasa malu pada persepsi yang benar dan segera saja memulai melakukan gotong royong, dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Senin, 15 Februari 2010

Silaturahmi Bupati Lampung Selatan bersama kader inti PNPM-Mpd

Kalianda_(15/02) sekitar 600 orang kader inti PNPM-Mpd se-kabupaten Lampung Selatan memenuhi aula rumah dinas Bupati Lampung Selatan dalam acara silaturahmi bersama bupati Lampung Selatan, Bpk. H. Wendy Melfa, SH, MH. Dalam acara yang berlangsung santai dan kekeluargaan tersebut, bupati Lampung Selatan menyanpaikan ungkapan terimakasihnya kepada para kader inti PNPM-Mpd baik di tingkat desa yaitu Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tingkat kecamatan yaitu Fasilitator Kecamatan (F-Kec&FT-Kec), Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK), dan Pendamping Lokal (PL), Serta di tingkat kabupaten yaitu Penanggungjawab Operasional Kabupaten (PjOKab), Fasilitator Kabupaten (Fas-Kab&Fas-Tek-Kab) atas peran sertanya mensukseskan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) yang mulai di terapkan di kabupaten Lampung Selatan mulai tahun2007 itu. Usai acara tersebut, suasana kekeluargaan semakin mencair ketika Bupati Lampung Selatan Bpk. H.Wendy Melfa, SH, MH. Diminta untuk membawakan lagu favoritnya, dan para kader tumpah ruah nan tertib ikut berjoget dan berfoto bersama Bupati, sebelum makan siang bersama.
Melalui program ini (PNPM-Mpd) selain mempercepat pembangunan infrastruktur khususnya di perdesaan di 15 kecamatan yang ada di kabupaten Lampung Selatan, juga turut serta memberdayakan masyarakat dengan melibatkan langsung peran serta masyarakat mulai dari perencanaan, penggalian gagasan, penetapan usulan, hingga pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan. Disini masyarakat dilibatkan secara langsung dalam setiap musyawarah. Sehingga tujuan dari PNPM, yaitu selain untuk mempercepat pembangunan, juga untuk menciptakan masyarakat yang berdaya dan mandiri dapat terwujud (Harapan kita semua... Amiin...)

Sabtu, 06 Februari 2010

Bangkitkan kesadaran masyarakat dengan lomba.

Serentak...!, Masyarakat desa Sukabakti melakukan gotong royong membersihkan jalan, memfungsikan kembali parit-parit yang tersumbat di sepanjang jalan Desa Sukabakti serta memanfaatkan lahan yang kosong disekitar pemukiman warga sebagai TOGA (Tanaman Obat Keluarga), dalam rangka Jum'at Bersih Yang (seharusnya) rutin di laksanakan ini. Selain untuk menindaklanjuti dan mensukseskan kegiatan lomba desa yang penilaiannya akan di laksanakan pada pertengahan maret mendatang, kegiatan rutin ini adalah untuk memecahkan masalah lingkungan. Ini adalah suatu bukti, bahwa dengan adanya kegiatan (lomba) ini kesadaran masyarakat (yang sama-sama kita tahu, dewasa ini sudah mulai pudar) sedikit demi sedikit sudah mulai bersemi kembali, hatinya terpanggil, dan jiwanya bangkit (setelah lama "tertidur"), raganya tergerak untuk bersama-sama menyadari dan menanggulangi apa-apa yang selama ini tak tertangani dengan baik. Unsur Pemerintahan Desa hendaknya memberi "pupuk" dan menambahkan "suplemen" terhadap kesadaran masyarakat yang sudah mulai bersemi dengan adanya lomba ini, dengan cara terus 'meng-ayo-ayo' dan memposisikan dirinya sebagai pelopor sehingga kesadaran masyarakat tersebut dapat tumbuh subur dan akar tunjangnya tertancap kuat dalam jiwa tiap-tiap individu, dan akar-akar serabutnya menjalar ke seluruh aliran darah.

Jumat, 05 Februari 2010

Harapan Positif.

Pada hari senin(01/02) yang lalu, diadakan musyawarah di balai desa Sukabakti yang di hadiri oleh Camat Palas (dalam hal ini di wakili oleh sekCam Palas), Ketua tim penggerak PKK kecamatan Palas, perwakilan dari dinas kehutanan, dinas kesehatan, dinas pertanian, dinas peternakan, dinas perkebunan, Unsur Pemerintahan Desa, Desa Sukabakti, BPD, dan masyarakat. Pokok dari musyawarah tersebut adalah Men-sosialisasi-kan kepada masyarakat akan adanya Lomba Desa 2010 tingkat Kabupaten Lampung Selatan. Yang mana Desa Sukabakti adalah merupakan desa terpilih untuk mewakili kecamatan Palas dalam lomba tersebut.
Dalam pandangan saya, lomba desa ini adalah suatu kegiatan yang sangat positif dan membawa harapan besar untuk masa depan desa dan masyarakat. Sisi positif yang saya tangkap disini bukan soal lomba nya, dan bukan tentang menang atau kalahnya (di dalam kompetisi, menang atau kalah adalah hal yang biasa). Sisi positif yang saya maksudkan adalah, didalam kegiatan ini nantinya bakal melibatkan seluruh unsur masyarakat. Keterlibatan masyarakat ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan. Lomba desa ini juga merupakan suatu bahan evaluasi bagi Unsur Pemerintahan Desa dan Masyarakat, melalui kegiatan ini, unsur Pemerintahan Desa dan masyarakat dapat memahami apa-apa yang seharusnya dibenahi, di tata kembali, dan apa-apa yang seharusnya dilakukan serta di lestarikan. Sangat diharapkan sekali apa-apa yang akan dan telah dilakukan untuk mensukseskan Loba Desa ini (khususnya bagi Desa bersangkutan) nantinya bisa menjadi kebiasaan baik bagi masyarakatnya maupun bagi Unsur Pemerintahan Desa. Sehinga harapan dari kegiatan ini, yaitu menghasilkan Sumber daya manusia yang berkualitas unggul peka dan perduli terhadap lingkungan dan berjiwa sosial tinggi dapat terwujud.
(NS)