Selasa, 11 Februari 2014

Menilai Dari Penampilan Diri

Ini berkaitan dengan posting sebelumnya, tentang penampilan bukan tolok ukur penilaian kepribadian manusia, tapi salah satunya.

Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Sedang kepribadian diukur dari pola pikir dan pola sikap nya.

Bagaimana menilai penampilan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang?

Saya ingin katakan, penampilan adalah salah suatu perbuatan hasil dari pemikiran

Ketika buruk penampilan seseorang, maka lihatlah, apakah itu sudah menjadi kebiasaan? lihat pula perbuatan lainnya yang merupakan produk dari pikiran. Jika memang buruk sikapnya, kebiasaan nya tercela, mungkin memang itulah adanya.
Ketika buruk penampilan seseorang, namun sikap nya adalah kebaikan, kebiasaan nya adalah melakukan hal yang manfaat, mungkin saja dia sedang alpha.

Ketika baik penampilan seseorang, maka lihatlah kebiasaan nya, jika sikapnya selaras, menunjang penampilannya, menebar kebaikan kepada sesama, meninggalkan hal yang sia-sia, sungguh dia adalah pribadi yang istimewa.
Ketika baik penampilan seseorang, namun sikapnya bertentangan dengan akhlaq mulia, suka melakukan perbuatan tercela, tidak meninggalkan yang sia-sia. Maka perlu kita do'akan bersama, Semoga penampilannya menjadi awal kebaikannya, semoga sikapnya seindah penampilannya, semoga pikirnya sesuai tuntunan agama, semoga Allah mudahkan hidayah baginya, Aamiin...

Senin, 10 Februari 2014

Guru yang Terbaik

Pengalaman adalah Guru yang terbaik.

Tapi, pengalaman itu apa...? Apakah untuk memahami bahwa mencuri itu tidak baik lantas kita mesti mencuri...? Padahal telah sampai kepada kita pengetahuan, bahwa mencuri itu terlarang.

Sekali-kali tidaklah demikian kawan,

Kita tidak perlu mengalami segala hal untuk menjadi orang yang berpengalaman. Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, kan.

Pengalaman tentang kesalahan orang lain, jadikan pelajaran agar kelak tak pernah kita lakukan.
Pengalaman baik orang lain, jadikan penyemangat agar kita bisa lakukan yang lebih baik lagi.
Pengalaman buruk orang lain, jadikan acuan untuk kita hindarkan yang demikian.

Jika dari pengalaman orang lain saja kita bisa ambil pelajaran. Untuk apa kita lakukan keburukan?
Lakukanlah hanya kebaikan Niscaya kelak pengalaman terbaik kita, 'kan jadi pelajaran.

Minggu, 09 Februari 2014

Masa Depan Milik Kita

Sangat picik menilai seseorang hanya dari penampilan, sekalipun penampilan bisa dijadikan indikator penilaian.

Kualitas seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia bersikap dan bertindak, Bisa juga dilihat dari apa yang ia katakan ataupun tuliskan.

Sikap dan tindakan, serta Perkataan dan tulisan adalah buah dari pemikiran.

Orang baik hanya akan mengatakan yang baik-baik, hanya akan menuliskan yang baik-baik.

Untuk menjadi baik, perlu berkumpul dengan orang-orang baik, hanya mendengar dan membaca yang baik-baik.

Dengan siapa kita bergaul menentukan siapa kita, bergaul dengan orang baik maka kita dipaksa untuk menjadi baik, bergaul dengan orang tercela cepat atau lambat membuat kita hina.

Tidak mungkin sebuah teko akan mengalirkan susu jika ia diisi dengan kopi.
Begitupun pikiran manusia, tak mungkin menghasilkan kebaikan jika diisi dengan kemungkaran. Tak akan memberi manfaat manakala di isi dengan yang sia-sia.

Jangan terkesima melihat orang yang mulia, tapi pelajarilah apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.

Jangan heran jika ada orang yang hina, coba tengoklah bagaimana masalalunya.

Jika sekarang kita bukan siapa-siapa, mungkin sebelumnya kita tidak melakukan apa-apa.

Tapi tenanglah, masa depan masih ada. Jika kau inginkan kebaikan padanya, mulailah sekarang dan jangan menunda. Penuhi pikiran hanya dengan kebaikan, bergaullah hanya dengan orang-orang baik, bicarakan hanya yang baik-baik, dengarkan hanya yang baik-baik, bacalah hanya yang baik-baik.

Simple kan.

Rabu, 05 Februari 2014

Kepribadian Islam

Orang yang berkepribadian Islam itu yang bagaimana sih...?
Apakah yang pake sarung, pake koko, pake sorban?
Bagi yang cewek, dia pakai kerudung, pake busana muslim?
Sebatas itukah?

Oh,,,,, no,,no,,no,,no,,, Tentu tidak, penampilan seperti itu tidah bisa dijadikan ukuran kalau seseorang itu sudah berkepribadian Islam.

Tapi orang dengan penampilan demikian dapat disebut secara mutlak berpenampilan Islami. Siapapun bisa menampakkan Penampilan Islami, karena itu memang hanya sebatas penampakkan lahiriah, penampilan fisik semata.

Saya tidak mengatakan bahwa penampilan semacam itu tidak baik, tapi yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa penampilan semacam itu jangan dijadikan tolok ukur apakah seseorang itu berkepribadian Islam atau tidak.

Lalu apa Tolok Ukurnya?

Pembentuk kepribadian itu ada 2 (dua) yaitu Pola Pikir dan Pola Sikap.
Jadi Orang dikatakan berkepribadian Islam apabila Pola Pikir dan Pola Sikapnya sudah sesuai dengan Islam.

Kalo penampilannya seperti yang disebutkan diatas?

Itu sebagian kecil dari tindakan, bukan merupakan keseluruhan dari pola sikap. Tapi berpenampilan Islami itu sudah benar, tinggal diintegrasikan dengan perbuatan-perbuatan yang lain agar terbentuk Pola Sikap Yang Islami, yakni yang sesuai dengan tuntunan Islam. Semua perbuatannya terikat dengan Syari'at Islam, Halal dan Haram menjadi standarnya bersikap terhadap suatu benda.

Bagaimana dengan Pola Pikirnya?

Pola pikirnya juga harus Islam, selain Pola Sikap yang Islam untuk dapat disebut ber-kepribadian Islam. Karena Pola Pikir merupakan faktor pembentuk kepribadian seseorang.

Islam harus menjadi Landasan berpikirnya, memandang apapun permasalahan dari sisi Syariat islam. Islam dijadikan satu-satunya kepemimpinan dalam berpikir. Bukan yang lain. Kalaupun ada pemikiran lain yang diadopsi, adalah untuk membandingkan dan membuktikan bahwa hanyalah Islam yang benar dan yang Haq.

Wallahu a'lam.
sebuah #Renungan bagi diri sendiri, dan kalian yang membutuhkan.
Silahkan dibagikan. :-)

Sumber gambar: agussiswoyo.net

Selasa, 04 Februari 2014

"Mungkin waktu yang akan menjawab"

"Mungkin waktu yang akan menjawab"
Menjawab apa? apa yang bisa kau perbuat dengan waktu? waktu terus berjalan, sementara kita terkadang terhenti.
Kita tidak bisa mengaturnya, tapi kita bisa menyesuaikan diri dengannya.
Jangan pernah berharap waktu akan kembali, tapi lakukanlah lebih banyak agar yang terlewat tak kita sesali.
Jangan pernah bermimpi bahwa waktu akan terhenti, tapi jangan pernah lewatkan dengan hal tak berarti.
Hidup ini sangat singkat teman, waktu itu terus berjalan, lalu bagaimana kita memanfaatkan?

#Renungan untuk diri sendiri, dan kalian yang merasa membutuhkan.