Selasa, 31 Mei 2011

Indah dari Ketinggian

Memandang Kota Solok dari Ketinggian
Tidak semua hamparan kota Solok seluas 7.146 km2 dapat terjamah oleh sepasng kakiku, namun setidaknya (hampir) seluruh permukaannya dapat terlihat.
Sore itu usai mandi, temanku, Rudi menghampiriku dan mengisyaratkan untuk menikmati hamparan kota Solok dari ketinggian. Bukan, ini bukan dari gedung pencakar langit ataupun dari atas pegunungan. Dia menunjuk kearah besi merah-putih yang berjajar dan mejulang keatas, diantaranya terdapat besi-besi yang saling mnyilang dengan teratur sebagai penopang agar dapat berdiri dengan kokoh.
Meski ditengahnya terdapat tangga untuk mencapai puncaknya, namun kami memilih untuk memanjat melalui salah satu tiangnya. Tak salah memang jika kami memilih untuk memandang seluruh permukaan kota dari ketinggian 50meter. Usaha kami memanjat terbayar dengan pemandangan yang indah. Seolah seluruh kehidupan terekam dari sini.
Meski hanya setinggi 50meter, tapi menikmati pemandangan dari sini jauh lebih asik dibandingkan jika memandangnya dari gedung pencakar langit maupun dari atas pesawat.
Meski cuaca cerah sore itu, namu matahari tak nampak, sehingga kami tak dapat menangkap sang mentari yang sedang berpulang pada malam. Di atas sana suasananya tenang, hanya angin yang tersa dingin membelai seluruh permukaan kulit kami. Saya juga sudah mengunggah beberapa foto yang saya bidik dari atas tower di Facebook.

Sabtu, 28 Mei 2011

Pelangi Sore di Kota Solok

Tak terasa sudah satu bulan berada di Sumatera Barat, tepatnya di Kota Solok salah satu kota/kabupaten yang berjarak sekitar 103 km dari kota Padang.
Banyak hal baru yang ku dapati disini. Saya dan teman-teman datang ke kota ini dengan menumpang bus AKAP. Kami tiba sekitar jam 4 pagi di terminal bus yang senyap, kami disambut dengan udara dingin yang menerpa kami sehingga memanggil hasrat kami untuk mendatangi salah satu warung yang buka di terminal itu untuk sekedar menikmati kopi hangat.
Tawa dan canda mengiringi langkah kami diantara jalanan yang masih sepi dan udara segar yang belum tercemar. Langkah-langkah kecil kami menghantarkan kami kesebuah tempat dimana kami akan tinggal. Kampung Jawa, demikian nama kampung tersebut. Hari itu kami manfaatkan untuk beristirahat.
Matahari masih menggantung agak tinggi di sebelah barat. Sinarnya yang hangat masih menyirami seluruh permukaan kota Solok. Usai mandi, saya dan beberapa teman menyempatkan untuk berjalan-jalan sore itu. Langkah kami membawa kami menyusuri jalanan di sekitar kota. Meski matahari masih melaksanakan tugasnya dengan baik sore itu, namun buliran buliran tipis terjun bebas dari langit. Sehingga biasnya melukiskan warna-warna indah yang membentuk setengah lingkaran di langit.




Posted from WordPress for Android