Sabtu, 28 Juni 2014

Harapan

Aku selalu mengharap pertolongan Allah, meski kusadari aku belumlah layak.
Hanya kepada Allah lah menyandarkan semua harapan, agar aku tak jatuh dalam jurang kekecewaan.

Sabtu, 14 Juni 2014

Demokrasi (vs) Pancasila

Aku sungguh merasa aneh kepada orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Pancasilais Sejati, tetapi justru malah menjadi pembela demokrasi.
Kenapa?
Karena DEMOKRASI justru MENGINJAK-INJAK nilai-nilai PANCASILA itu sendiri.
Karena Pancasila memiliki nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa" sedangkan demokrasi Justru menihilkan Peran Tuhan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuhan hanya ditempatkan di tempat-tempat ibadah saja.
Akibatnya, UU yang dihasilkan oleh Demokrasi telah mengizinkan kekayaan alam suatu negeri (baca: Indonesia) untuk di exploitasi oleh asing dan negara hanya menerima sangat sedikit dari itu, dan rakyat sebagai pemilik kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan hanya dijadikan penonton. Apakah yang seperti ini sesuai dengan nilai "Kemanusiaan Yang adil dan Beradab"?
Dengan Demokrasi, atas nama kebebasan, Timor-Timur dapat berlepas diri dari Indonesia. Apakah ini yang disebut dengan "Persatuan Indonesia"?
Teori Demokrasi menyatakan bahwa Kekuasaan di tangan (wakil) Rakyat. Fakta Demokrasi para wakil rakyat bukan bekerja untuk rakyat. Buktinya, terlalu banyak UU yang justru menyengsarakan rakyat, bukannya berpihak kepada rakyat. Sekali lagi, Demokrasi menginjak nilai pancasila.
Lagi-lagi, Demokrasi telah mengkomersialkan kesehatan , pendidikan, dsb. Yang seharusnya itu menjadi tanggung jawab negara untuk mensejahterakan rakyatnya, menjamin pendidikannya. Tapi Demokrasi telah menafikkan itu semua. Hanya orang-orang berduit yang layak menikmati pedidikan yang baik, Orang miskin dilarang sakit. Demokrasi lagi-lagi menginjak nilai "Keadilan sosial".

Jadi buat yang mengaku sebagai Seorang Pancasilais sejati, tapi masih mati-matian jadi pembela Demokrasi, Apa yang sebenarnya kalian harapkan dari Demokrasi?
Sekali lagi, saya sungguh merasa aneh ketika yang di Inginkan adalah kebaikan tetapi yang diamalkan justru sesuatu yang bertentangan dengan yang diharapkan.

#Renungan

Selasa, 03 Juni 2014

Seperti Itulah Dakwah

Memang seperti itu dawah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret... Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari…
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu…
(Written in Page KH. Rahmat Abdullah)