Kamis, 12 Agustus 2010

Makhluk (yang) Lembut Itu Dapat Menghancurkan

http://masnur.net
Sesuatu menyentuh pipiku, sekali, dua kali, tiga kali, dan terus berulang, terasa dingin memaksaku untuk beranjak dari pembaringan. Argh… Langit sedang
menangis, air matanya mengucur begitu derasnya seperti hujan, tidak… Ini  tidak seperti hujan tapi ini memang hujan yang lebih terdengar seperti perang, hujan yang begitu deras dan halilintar yang terus menyambar  mengiringi hujan malam ini, di tambah lagi dengan listrik yang padam seakan menghantarkan aku pada suatu peperangan didalam hutan belantara lengkap dengan sang Raja yang siap
menerkam kapan saja. Aku harus melawan rasa kantuk yang masih hinggap dimataku, dan aku harus  mengatasi air yang telah mampu menembus atap dan masuk kedalam rumah. Aku heran, setiap kali hujan deras turun, air selalu saja mampu masuk ke kamarku melalui atap yang terlihat rapat, tidak ada lubang di sana, tapi tidak terjadi ketika intensitas hujan biasa saja.
Beberapa kali aku mencoba memanjat dinding mendekati sumber air untuk memperhatikan hal ini ketika air menembus atap. Tapi belum sampai pada kesimpulan hujan selalu saja reda, seperti mempermainkan aku. Mungkin kita harus belajar dari air yang mampu menembus ‘batas’ yang rapat. Air mampu melukai batu
yang keras. Air dapat menghancurkan karang yang tegar. Air juga dapat memporak porandakan kehidupan yang indah bersama dengan musnahnya makhluk-makhluk dalam kehidupan itu. Lalu apakah kita harus marah kepada air? Seharusnya kita bertanya pada diri kita sendiri, pantaskah kita marah? Bukankah kita sangat membutuhkan air?
Sebaiknya kita melihat pada diri sendiri, sebaiknya kita memperlakukan air dengan baik dan sopan. Bukankah dia makhluk yang lembut? Yang dapat memberikanmu kesegaran? Dia dapat menghilangkan dahagamu? Dan dia juga mampu membersihkan tubuhmu?. Maka berhematlah dalam menggunakan air,
hormati ia niscaya dia akan bersahabat dengan kita.

Tidak ada komentar: