[caption id="attachment_362" align="aligncenter" width="600" caption="Jangan Ditiru...!"]

Jadi begini lho, ceritanya (boleh kan saya cerita :-) ). Sabtu malam kemarin (28/04) saya terdampar di alun-alun serang, setelam parkir, kemudian keliling-keliling berjalan kaki. Singkat cerita Saya dan teman nongkrong di tengah alun-alun sambil ngobrol santai dan ngemil.
Kegiatan ngemil pasti menghasilkan sesuatu yang disebut sampah. Kita tau kan masalah sampah, tentu tidak enak dipandang jika berserakan, apalagi sampah basah yang sudah mulai membusuk,,,, hmmmm,,,,, selain tak sedap dipandang, pasti akan menghasilkan aroma yang tak sedap pula buat indera penciuman kita. Nah, maka dari itu kita mesti buang sampah pada tempatnya agar tidak menggangu, (Kita...? elo aja kali, gue enggak *ala Ruben) *) KITA, bicara tentang kita memang ligkupnya terlalu luas. Jadi sebelum bicara tentang kita haruslah memulai dari diri sendiri.
Baiklah saudara-saudara, kita kembali ke pembahasan mengenai sampah yang saya hasilkan dari ngemil. Mungkin saya belum bisa bicara kita, maka saya memulainya dari diri sendiri. Sampah-sampah yang saya hasilkan saya kunpulkan di satu tempat sehingga tidak berserakan dan mengganggu pemandangan. Ketika akan pulang, saya bawa sampahnya untuk dibuang di tempat sampah yang ada disekitar alun-alun. Namun apa mau dikata? Saya tidak menemui satu tempat sampah yang memang disediakan disekitar alaun-alun. Jadi mesti Buang Sampah pada Kemana Nih kalau begini? "Ibu Ratu" Ayo dong, disiapin tempat sampah atuh di pusat kota,,,, kan malu-
Perhatian…!
Postingan ini telah terkontaminasi dengan Curhatan, bila mengakibatkan tawa jangan salahkan siapa-siapa.
sumber gamnbar: romantix.wordpress.com