Kamis, 18 Juni 2015

Marhaban Yaa Ramadhan: Masuklah kedalam Islam Keseluruhan




"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqoroh:208)

Kita masih suka pilih-pilih dalam ber-Islam, padahal ajaran Islam itu untuk diamalkan seluruhnya bukan sebagiannya.

Kita masih sering menganggap bahwa ajaran Islam itu hanya mengatur masalah ibadah mahdoh saja (Sholat, puasa, zakat, haji, dan semisalnya), padahal Islam juga mengurus masalah muamalah juga (ekonomi, politik, sosial dan semisalnya)

Kita memang sadar akan kewajiban sholat, namun masih enggan menutup aurat diluar sholat, padahal keduanya sama wajibnya.
Walhasil kita laksanakan kewajiban sholat, tapi mengabaikan kewajiban menutup aurat (kita masih suka main bola pakai celana pendek/menampakkan paha, yang wanita masih enggan berhijab, masih suka menampakkan lekukan tubuhnya, dan melakukan perbuatan semisalnya)

Kita memang sadari wajibnya puasa, namun melalaikan larangan berduaan antara lelaki dan wanita yang bukan mahramnya. Sehingga kita laksanakan kewajiban puasa di siang harinya namun menjalankan maksiat pacaran pada malamnya.

Kita sadari kewajiban zakat dan dengan sadar menunaikannya, namun secara sadar pula kita mengambil riba yang sangat jelas keharamannya.

Kita tunaikan haji setiap tahunnya, namun enggan mengatur Negara dengan syari'at NYA.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi sarana latihan bagi kita untuk memperbaiki diri, untuk berlatih ber-Islam secara kaaffah, untuk masuk Islam secara keseluruhan.
Semoga Ramadhan kali ini kita bisa ta'at sepenuhnya tanpa pilih-pilih kewajiban untuk dilaksanakan, dan tidak pilih-pilih larangan untuk ditinggalkan.
Semoga Ramadhan kali ini kita bisa membiasakan diri dengan Islam yang bukan hanya mengatur ibadah mahdoh saja, namun mengurusi muamalah juga.
Semoga ramadhan kali ini semakin mendekatkan kita akan pertolongan Allah, untuk tegakknya Islam Kaaffah dalam naungan Khilafah 'ala minhaj-in Nubuwwah. Aamiin.....

Rabu, 03 September 2014

Pancasila: Teks atau Nilai...?

Teks atau Nilai?

- Pancasila itu sudah sesuai dengan Islam, Pancasila itu mengadopsi Syari'at Islam.
- Benar...!, maka tidak berdosa mengamalkan Pancasila. Maka merupakan suatu kebaikan mengamalkan Pancasila, karena berarti kita telah mengamalkan SEBAGIAN Syariat Islam.
- Namun Islam harus dijalankan secara keseluruhan bukan sebagian, diamalkan secara kaaffaah tidak setengah-setengah.
- Maka dengan menerapkan dan mengamalkan syariat Islam, secara otomatis kita sudah menerapkan dan mengamalkan Pancasila. Dan dengan menerapkan serta mengamal Pancasila kitapun sudah menerapkan dan mengamalkan Islam sebagian, namun MENAFIKKAN sebagian yang lain.

Asumsi Islamophobia

ASUMSI: Jika Syari'at Islam diterapkan, maka akan membahayakan muslim di daerah-daerah dimana muslim menjadi minoritas.

FAKTA: Syariat Islam (saat ini) tidak diterapkan dan Umat Islam terdzolimi tidak ada yang membela. Muslimah di Bali, di Papua berhijab dilarang dan di diskriminasi kemudian kita dibungkam atas nama toleransi.

Obat, hanya akan menjadi obat jika dikonsumsi. Ia akan menjadi perantara kesembuhan jika dikonsumsi. Obat yang hanya dipajang di etalase, selamanya tidak pernah menjadi perentara kesembuhan bagi sakit seseorang.

Islam adalah Rahmat bagi Seluruh Alam, dan itu hanya akan terjadi jika diterapkan dan diamalkan.
Islam Rahmatan lil 'Alamin hanya ada dalam khayalan jika hanya dijadikan slogan, hanya kajian tanpa penerapan dan pengamalan.

Minggu, 24 Agustus 2014

Jatuh itu Sakit

Temans, kalian pernah jatuh?
Sakit kan....?
Makanya jangan suka jatuh, ya...!
- Kalau Jatuh Cinta...?
Sama aja, yang namanya jatuh itu sakit.
Gak percaya?
Coba aja kamu jatuh cinta sama orang yang gak pernah dan gak akan pernah mencintaimu, pasti sakit. Kalo gak keliatan sakit juga paling cuma pura-pura tegar, tapi dalemannya mah hancur luluh lantak.

Selasa, 05 Agustus 2014

Pandangaan Terhadap ISIS

Tanpa pemikiran yang cemerlang dan hati yang terbebas dari hasud dan dengki, maka membedakan antara Negara dan Gerakan (Organisasi) adalah sulit apalagi ketika keduanya menggunakan nama yang sama.

Rabu, 16 Juli 2014

Dambaan Lelaki dan Wanita

Setiap lelaki tentu mendamba wanita sholihah yang taat pada Allah.
Setiap wanita tentu menginginkan lelaki Sholih yang mendambakan keridhoan Allah.
Lelaki dan Wanita yang saling mencinta karen Allah, tentulah keridhoan Allah ada pada mereka.
Mencintai karena Allah adalah menempatkan Cinta kepada Allah sebagai yang paling utama sebelum makhluk Nya.
Mencintai karena Allah adalah taat pada semua aturan Allah dalam mencinta
Mencintai karena Allah adalah menuntun dia kepada jalan menuju surga nya Allah
Mencintai karena Allah adalah meninggalkan maksiyat bersamanya karena Allah

Lelaki yang mencintai wanita karena Allah, dia akan menahan diri sampai pernikahan halalkan hubungan mereka
Wanita yang mencintai lelaki karena Allah, dia akan menjaga kehormatannya hanya untuk suaminya.
Lelaki yang mencintai wanita karena Allah, dia akan memantaskan diri untuk menjadi imam agar dapat membimbingnya taat kepada Allah.
Wanita yang mencintai lelaki karena Allah, dia akan menutup dirinya dengan hijab, dia tidak akan mengumbar kecantikannya pada khalayak, karena kecantikannya hanyalah untuk suaminya kelak.

Sabtu, 28 Juni 2014

Harapan

Aku selalu mengharap pertolongan Allah, meski kusadari aku belumlah layak.
Hanya kepada Allah lah menyandarkan semua harapan, agar aku tak jatuh dalam jurang kekecewaan.

Sabtu, 14 Juni 2014

Demokrasi (vs) Pancasila

Aku sungguh merasa aneh kepada orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Pancasilais Sejati, tetapi justru malah menjadi pembela demokrasi.
Kenapa?
Karena DEMOKRASI justru MENGINJAK-INJAK nilai-nilai PANCASILA itu sendiri.
Karena Pancasila memiliki nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa" sedangkan demokrasi Justru menihilkan Peran Tuhan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuhan hanya ditempatkan di tempat-tempat ibadah saja.
Akibatnya, UU yang dihasilkan oleh Demokrasi telah mengizinkan kekayaan alam suatu negeri (baca: Indonesia) untuk di exploitasi oleh asing dan negara hanya menerima sangat sedikit dari itu, dan rakyat sebagai pemilik kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan hanya dijadikan penonton. Apakah yang seperti ini sesuai dengan nilai "Kemanusiaan Yang adil dan Beradab"?
Dengan Demokrasi, atas nama kebebasan, Timor-Timur dapat berlepas diri dari Indonesia. Apakah ini yang disebut dengan "Persatuan Indonesia"?
Teori Demokrasi menyatakan bahwa Kekuasaan di tangan (wakil) Rakyat. Fakta Demokrasi para wakil rakyat bukan bekerja untuk rakyat. Buktinya, terlalu banyak UU yang justru menyengsarakan rakyat, bukannya berpihak kepada rakyat. Sekali lagi, Demokrasi menginjak nilai pancasila.
Lagi-lagi, Demokrasi telah mengkomersialkan kesehatan , pendidikan, dsb. Yang seharusnya itu menjadi tanggung jawab negara untuk mensejahterakan rakyatnya, menjamin pendidikannya. Tapi Demokrasi telah menafikkan itu semua. Hanya orang-orang berduit yang layak menikmati pedidikan yang baik, Orang miskin dilarang sakit. Demokrasi lagi-lagi menginjak nilai "Keadilan sosial".

Jadi buat yang mengaku sebagai Seorang Pancasilais sejati, tapi masih mati-matian jadi pembela Demokrasi, Apa yang sebenarnya kalian harapkan dari Demokrasi?
Sekali lagi, saya sungguh merasa aneh ketika yang di Inginkan adalah kebaikan tetapi yang diamalkan justru sesuatu yang bertentangan dengan yang diharapkan.

#Renungan

Selasa, 03 Juni 2014

Seperti Itulah Dakwah

Memang seperti itu dawah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret... Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari…
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu…
(Written in Page KH. Rahmat Abdullah)

Jumat, 30 Mei 2014

Untukmu yang Jauh Disana

Bersabarlah dalam penantian,
Simpanlah saja rindumu itu, sebagaimana aku pendam dalam-dalam rasa rinduku
Hingga kelak aku qabulkan, ijab yang diakadkan walimu,
Saat itu rindu tak lagi terlarang, pandangan telah dihalalkan
Semuanya 'kan indah dalam keridhoan Allah pencipta Alam.

Kamis, 20 Maret 2014

Interaksi

Interaksi antar pria dan wanita berpotensi menimbulkan hasrat seksual yang dapat menjurus pada hal-hal terlarang. Sementara dalam realitas perlu adanya tolong menolong antara pria dan wanita, demi tercapainya kemaslahatan hidup di masyarakat. Bagaimana mempertemukan kedua hal tersebut?

Rabu, 19 Maret 2014

Cerdas...!

Orang pintar belum tentu benar, Orang benar belum tentu pintar.
Orang Cerdas, memanfaatkan kepintarannya atas dasar Kebenararan.
Jadilah orang Cerdas.

Senin, 10 Maret 2014

Puisi Buya Hamka kepada M. Natsir


meskipun bersilang keris di leher
berkilat pedang di hadapan matamu
namun yang benar kau sebut juga benar

cita Muhammad biarlah lahir
bongkar apinya sampai bertemu
hidangkan di atas persada nusa"
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri
lindungan Ilahi memberimu tenaga
suka dan duka kita hadapi"

suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu
kemana lagi, Natsir kemana kita lagi"

ini berjuta kawan sepaham
hidup dan mati bersama-sama
untuk menuntut Ridha Ilahi

dan aku pun masukkan
dalam daftarmu.....!
puisi HAMKA pada M, Natsir seusai pidatonya pada Sidang Konstituante RI 1957

Selasa, 11 Februari 2014

Menilai Dari Penampilan Diri

Ini berkaitan dengan posting sebelumnya, tentang penampilan bukan tolok ukur penilaian kepribadian manusia, tapi salah satunya.

Sudah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Sedang kepribadian diukur dari pola pikir dan pola sikap nya.

Bagaimana menilai penampilan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang?

Saya ingin katakan, penampilan adalah salah suatu perbuatan hasil dari pemikiran

Ketika buruk penampilan seseorang, maka lihatlah, apakah itu sudah menjadi kebiasaan? lihat pula perbuatan lainnya yang merupakan produk dari pikiran. Jika memang buruk sikapnya, kebiasaan nya tercela, mungkin memang itulah adanya.
Ketika buruk penampilan seseorang, namun sikap nya adalah kebaikan, kebiasaan nya adalah melakukan hal yang manfaat, mungkin saja dia sedang alpha.

Ketika baik penampilan seseorang, maka lihatlah kebiasaan nya, jika sikapnya selaras, menunjang penampilannya, menebar kebaikan kepada sesama, meninggalkan hal yang sia-sia, sungguh dia adalah pribadi yang istimewa.
Ketika baik penampilan seseorang, namun sikapnya bertentangan dengan akhlaq mulia, suka melakukan perbuatan tercela, tidak meninggalkan yang sia-sia. Maka perlu kita do'akan bersama, Semoga penampilannya menjadi awal kebaikannya, semoga sikapnya seindah penampilannya, semoga pikirnya sesuai tuntunan agama, semoga Allah mudahkan hidayah baginya, Aamiin...